Selasa, 08 Januari 2013

Bintang David ? cmiiw

Assalamu'alaikum Wr.Wb


    Baru-baru ini PB sempat kaget melihat ada sesuatu yang tidak beres dengan salah satu permainan yang adik saya beli dulu, awalnya PB tidak tahu akan hal ini, tapi lama-lama diperhatikan.. Lha Kok ??? Berikut gambarnya


Kurang jelas ? Kurang gede ? PB gedein deehh.. 




    Sepintas mirip Bintang David ( Lambang Zionis itu lhoo yang dipakai Israel ) atau malahan memang Bintang David yoo ?? Hmmm... yang memproduksi ini siapa kira-kira ? Apa karena faktor keteledorannya atau memang disengaja ? Masalah sepele sih.. hehe


Wassalamu'alaikum Wr.Wb

Jumat, 04 Januari 2013

Sorak Sorai Masyarakat


Assalamu’alaikum

    Sebelum memulai artikel ini, PB ucapkan selamat menempuh hidup yang “semoga” lebih baik di tahun 2013 ini ( sengaja tidak mengucapkan selamat tahun baru ). Oke , kiranya cukup, langsung PB mulai saja. Sudah gatal nih lama nda posting, hehe. Ini mungkin masalah yang tergolong menantang bagi PB, yaa, apalagi kalau tidak berhubungan dengan demam korea yang belakangan menyerang system kekebalan Negara kita? Hehe. Dari remaja dan bahkan sampai yang sudah kakek nenek sekarang cenderung memilih menjadi “PEMANDU SORAK” kebudayaan Negara lain disbanding kebudayaan local kita sendiri. Untuk orang yang menghargai bangsa ini tentu  sependapat dengan PB, alasannya ?.
^SLIPKNOT
    Kita ingat-ingat lagi, kita flashback sebentar, saat ada infiltrasi budaya asing, sadar atau tidak kita selalu berkesibukan berwacana sampai mulut kita sariawan soal cara-cara pencegahannya. Berpuluh tahun yang lalu, saat USA dan Sekutu-nya masuk, kita sibuk menolak, kita kritik orang yang kebarat-baratan dengan membabi buta. TAPI, kita malah tersipu-sipu sendiri pada akhirnya. Kenapa ? Tak terhindarkan lagi, kita menerima budaya itu, memakainya, membanggakannya hingga akhirnya kita seperti “MALING TERIAK MALING”.
   Kasus ini juga terjadi saat hallyu atau lebih disebut dengan demam koreamencabik-cabik” seantero dunia global, Indonesia-pun tak luput dari perkembangan ini, mendadak kita terkena demam luar biasa setahun yang lalu. PB tidak sekedar berkoar-koar meneriaki kebanyakan orang Indonesia yang seolah menjadi “Pemandu Sorak”. Kita semua ingat kembali, bagaimana arus india atau BOLLYWOOD masuk, juga Jepang dengan segudang pengaruhnya mulai dari mode dan demam manga. Tapi itu lain lagi, berbeda dengan hallyu ini, slow but sure, alon-alon nanging kelakon, pelan tapi pasti, mulai meracuni pikiran dari yang anak TK, SD sampai separuh baya-pun terkena demam hallyu. Perlu bukti ? Perlu fakta nyata dilapangan ? Coba deh, PB saranin, agan Tanya-tanya sama anak SD, sampai yang beranjak remaja/ dewasa. Tanyakan mereka, apa yang mereka tahu soal boyband dan girlband ? Sambil berkoar-koar mereka sangat lancar dan sangat teliti menjelaskan siapa saja personel Suju ( Super Junior ), SNSD atau Girl Generation. Yang lain ? agan lihat ponsel mereka, kamar mereka, aksesoris mereka, sms mereka… Apa saja yang memenuhinya ? lihat juga betapa fasehnya mereka mengucap Anneyeong Haseyo dan Kamsahamnida ( halo dan terima kasih ). Lebih luas lagi ? orang terdekat agan sajaLAH, lihat, ibu kita, nenek kita ( bapak dan kakek cenderung malas untuk ber-hallyu –ria, wkwk ), tanyakan saja kepada mereka, bagaimana kisah dalam Full House atau Boys Before Flower atau lebih banyak lagi. Tanyakan kepada orang-orang dipasar, apa mereka tahu dan mengerti soal Gangnam Style ?.
^SUJU
     Lanjuuutt gan,,, ada lagi,,, boyband dan girlband di Indonesia seakan menjamur, tapi apa yang terjadi ? Kebanyakan dari mereka malah sama sekali tidak berkualitas, malahan ada girlband yang dicap sebagai "SNSD-nya Indonesia"... Halooo ?? SNSD itu sudah go international, sudah terbukti kualitasnya, latihan mereka juga tidak main-main yang konon menghabiskan dana miliaran HANYA UNTUK LATIHAN, lhaa kok dibandingin sama girlband dari Indonesia yang notabene baru berumur pendek.
    Ini semua berkat kerja keras Korea sendiri, mereka berusaha menekan budaya Barat dengan budaya mereka sendiri. Mereka mewujudkan itu semua dalam kemasan yang berbeda ! Seperti music, mode berpakaian, bahasa, K-Drama dll. Pemirsa Queen Seon Deok misalnya ? Lihat bagaimana kehidupan Korea jaman dahulu yang begitu bagus dileburkan dalam serial drama televisi, apa kita melihat itu dalam serial Tutur Tinular ? Lihat serial gumiho, meski mengangkat tokoh supernatural tapi jauh dari kata horror dan dimasukkan kedalam serial percintaan dan sangat logis. Apa kita menemukan itu dalam film Suster Keramas mungkin  ? Yang malah mengundang bintang ( maaf ) porno ? tapi film local kita juga sebenarnya ada yang membanggakan lhoo, sebut saja The Raid, masuk jajaran film terbaik 2012 walau dalam versi website, Film The Raid berhasil memikat hati para dewan juri sejumlah festival film. Seperti dalam Toronto International Film Festival ke-36, baru-baru ini. Film yang mengangkat seni bela diri khas Indonesia, pencak silat, itu meraih The Cadillac People's Choice Award untuk kategori Midnight Madness. Selain itu, dalam Jameson Dublin International Film Festival 2012, The Raid berhasil menyabet The Best Film sekaligus Audience Award. Sementara dalam Festival Film Sundance 2012, film yang mengusung seni bela diri tradisional Indonesia ini menjadi salah satu karya yang paling disukai panitia Sundance. Tak ketinggalan IMDB yang memasukkan film The Raid dalam 50 film laga sepanjang masa. The Raid berada di urutan 45 dengan rating 8.0, sejajar dengan Star Trek, The Adventure of Robinhood, Avatar, dan Pirates of the Caribbean: The Curse of the Black Pearl.



    Last............Indonesia nampaknya perlu berbenah nih menurut PB, ini sudah 2013 bro !! sudah tidak jaman kita jadi “Pemandu Sorak” lagi !! Mungkin akhir-akhir ini dalam industry per-film-an kita patut sedikit bernafas lega. Pasalnya, banyak film dari sineas kita yang berkualitas yang agaknya berhasil menyingkirkan film horror berbalut “seks”. Tampaknya, masyarakat Indonesia mulai sadar. Tapi untuk dunia music, maaf saja, masih dominan tercium aroma K-POP di mana-mana. PB luruskan,especial problem is = kita sudah selayaknya memaket kebudayaan kita dari yang biasa ke yang awesome menjadi sesuatu yang FANTASTIC< BOMBASTIS, MEMBAHANA dan lain lain seperti yang Korea lakukan.
   Melihat prediksi beberapa pakar ekonomi yang menyatakan tahun 2025 Indonesia kemungkinan bisa menyaingi per-ekonomian Jepang, rasanya tidak sulit untuk direalisasikan apabila kita mulai berbenah mulai dari hal yang kecil seperti meng”iklan”kan kebudayaan kita ke dunia global untuk memudahkan kita merebut pangsa pasar yang besar.

Wassalamu’alaikum

REFERENSI = Koran Suara Merdeka